DPPPA KOTA BIMA GELAR SOSIALISASI PENCEGAHAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DI KEC MPUNDA
Pemkot Bima Gelar Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan Tingkat Kecamatan Mpunda
Acara dibuka Sekda Kota Bima dan dihadiri Asisten 1 Pemkot Bima, Kadis DP3A Kota Bima Syahruddin,SH, M.M, Para kepala Bidang dan jajarannya, narasumber dari Kemenag Kota Bima, Kanit PPA Polresta Bima Kota, Kodim 1608, para Camat, Lurah, tokoh masyarakat, LSM, perwakilan pelajar serta sejumlah elemen Pemuda pemerhati perempuan daerah ini.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bima Syahruddin,SH,MM dalam sambutanya mengatakan; Sosialisasi tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat peserta tentang kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di lingkungan masyarakat, lebih-lebih di dilingkungan keluarga, sehingga kasus kekerasan perempuan tersebut bisa dicegah.
" Dengan adanya acara sosialisasi ini dapat meningkatkan pengetahuan peserta tentang pencegahan dan kekerasan terhadap perempuan, terutama dilingkungan rumah tangga, karena akhir-akhir ini tingkat kekerasan terhadap perempuan di Kota Bima mengalami grafik kenaikan untuk bulan Juli 2023 yaitu sebanyak 32 Kasus yang rata-rata persoalan KDRT yang berakhir dengan penyelasaian hukum hingga percereian." Ucap Kadis.
Tahun 2023 ini kata Kadis Syahruddin, Pemkot Bima telah dianugerahi penghargaan Kota Layak anak dengan kategori "Nindya," ini menunjukan tekad kuat Pemkot Bima melalui dinas DP3A didukung sinergitas OPD-OPD terkait lainya berkiprah meraih predikat Kota layak anak Kategori Nandya.
" Kita terus berupaya meraih yang lebih tinggi untuk tahun 2024 mendatang yaitu peringkat " Utama," tentunya upaya kita menekan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak harus terus menjadi PR kita bersama. Setiap persoalan KDRT, diharapkan bisa diselesaikan lewat RT,RW dan Rumah Asmpirasi yang telah disiapkan Pemerintah. Tentunya pelibatan Tokoh masyarakat dan tokoh agama sangatlah diharapkan dalam meminimalisir hal-hal yang mengarah pada Kekerasan pada perempuan dilingkunganya. Jelas Kadis.
Dilain pihak Sekda Kota Bima Drs.H. Muhtar Landa,MH dalam sambutanya menyampaikan, kegiatan ini adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi perempuan, memberikan rasa aman dalam pemenuhan hak-haknya dengan memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis yang ditujukan untuk mencapai kesetaraan gender seperti berkurangnya kasus kekerasan terhadap perempuan, meningkatnya kualitas penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan, berkurangnya kasus kekerasan terhadap perempuan, serta Meningkatnya kualitas layanan perlindungan khusus pada perempuan. Ucap Sekda.
Menurut Sekda, dampak psikologis kekerasan pada perempuan dapat memiliki dampak psikologis yang buruk seperti trauma, reaksi fisik, keinginan bunuh diri, dan berbagai reaksi negatif lainnya dan perlu butuh waktu yang lama untuk memulihkan si korban tersebut, sayangnya kekerasan terhadap perempuan baik secara verbal, seksual, maupun fisik penyembuhannya tak semudah luka akibat cedera bukan hanya fisik, tapi kehidupan psikologisnya juga menjadi taruhan. Jelas H.Muhtar.
Lebih lanjut dikatakannya, dalam berbagai kebijakan terkait perlindungan bagi perempuan, Pemerintah Indonesia berkomitmen dalam mencegah dan menangani kekerasan terhadap Perempuan, termasuk didalamnya upaya-upaya untuk menghentikan kekerasan fisik, seksual, emosional hingga penelantaran.
" Melalui kegiatan Sosialisasi Sehari Memutus Mata Rantai Kekerasan Terhadap Perempuan ” mari kita berkomitmen untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan untuk menjadi tujuan pembangunan nasional. Karena dalam rangka mencegah dan merespon segala bentuk kekerasan terhadap perempuan secara sistematis, terintegrasi, berbasis bukti, terkoordinasi, partisipatoris dan berbasis pada kepentingan terbaik bagi perempuan, maka diperlukan kerjasama antar lembaga terkait dan juga masyarakat. Ucap sekda.
Menutup sambutanya, Sekda katakan, Kegiatan ini di latar belakangi oleh kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia yang kini kian marak dan mencemaskan, padahal seluruh komponen pemerintah dan masyarakat sipil telah berjuang keras mengatasinya. Mengapa perjuangan itu sejauh ini terkesan kurang efektif, inikah saat yang tepat untuk meningkatkan semangat kita, pelibatan semua pihak yang tidak hanya pemerintah, juga partisipasi masyarakat sangat menentukan dalam mencegah kekerasan terhadap Perempuan khususnya di daerah kita ini." Papar Sekda.